Sekilas Tentang Cina, Jengis Khan, dan Dinasti Yuan

Saya sedang tertarik tentang sejarah Cina, tapi justeru mulanya karena membaca sinopsis drama korea “The Great Doctor”. Di sana diceritakan tentang kerajaan Goryeo sebelum masa Joseon. Nah, di masa itu adalah masa dimana Mongolia masih menguasai Korea, masa itu bisa di sebut masa Dinasti Yuan, hingga Han. 

Saya jadi penasaran, seluas apa sebenarnya daerah Yuan itu, dan saya juga merasa ini pasti ada sangkut pautnya dengan Jengis Khan yang mahsyur namanya, namun enggan sekali saya mencoba mengenalnya. 

 

Tapi kali ini saya mencoba menyelami siapa sebenarnya Jengis Khan yang cerita punya cerita seorang Muslim. Who knows? Tapi yang jelas Jengis Khan yang nama lahirnya adalah Temujin adalah seorang penguasa yang bangkit dari lorong terdalam kegetiran hidup. Jengis Khan hanyalah orang yang dibuang dan terseok-seok di masa dinasti Jin (kalau saya tidak salah). Sebagai makhluk underground Jengis Khan dapat bangkit bahkan menguasai hampir seluruh dataran dunia. Wilayah taklukannya meliputi seluruh dataran Cina, Korea, Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir, Rusia, India Utara, pokoknya hampir seluruh dataran Eurasia, tak lupa juga Persia. 

 

Namun ada satu yang membanggakan nih, ternyata Jepang dan Jawa lolos dari taklukan Jengis Khan. Jawa kita bo’, Indonesia. Luar biasa bukan? Betapa tangguhnya kita dulu. Jawa di masa itu adalah masa kerajaan Singosari yang berlanjut menjadi kerajaan Majapahit. Ah… Majapahit benar-benar the best lah pokoknya! 

 

Berita tentang Muslimnya seorang Jengis Khan masih belum saya dapat referensinya. Jengis Khan meninggal saat berusia 65 tahun, ia meninggal di atas kudanya. Hingga saat ini tidak ada yang tahu dimana makam Jengis Khan. Selanjutnya, daerah kekuasaannya dibagi-bagi pada anak-anaknya. Satu yang paling saya ingat adalah Kubilai Khan, pendiri dinasti Yuan. Oh ya, masa-masa ini berlangsung sekitar tahun 1200-an hingga 1300-an Masehi. 

 

Jadi keturunan Mongolia itu ada dimana-mana bahkan hampir seluruh dataran Eurasia, termasuk juga Korea. Jadi, Korea yang dulunya bernama Goryeo masa 1200-an Masehi berada dibawah taklukan Yuan. Ini jauh sebelum masa-masa Joseon, jaman itu belum ada Dong YI, belum lahir dia. Jang Geum juga belum ada. Yuan atau Han. Pantas banyak sekali orang-orang berwajah oriental bermarga Han. 

 

Ya iyalah, dinasti Han ini adalah Dinasti Yuan dibawah kepemimpinan Kubilai Khan, yang wilayah kekuasaannya sangat luas itu. Pantas juga jika zaman itu marga Han menjadi bangsawan sedangkan marga-marga lain menjadi pembokat hahaha (seperti yang pernah saya baca di Novel Gelang Giok Naga). 

 

Tapi cerita Jengis Khan adalah cerita penaklukan era modern saya rasa (karena sudah di jaman Masehi). 

 Namun perlu diketahui, ternyata usia peradaban Cina itu sudah menginjak 1,7 juta tahun! Gileee, pantes aja sangat berperadaban. Kalau ngeliat-liat baju-baju para Kaisarnya juga cantik-cantik banget kan, padahal itu zaman sebelum Masehi. Sebelum Jengis Khan sudah banyak Kaisar-Kaisar di Cina. Sejak zaman 2100 SM. 

 

Di Cina juga ditemukan Homo Erectus dan perkakas perkakas zaman Paleolitikum. Dengan peradaban yang sangat tua itu pantaslah Rasulullah menyuruh kita menuntut ilmu hingga negeri Cina. Setelah runtuhnya dinasti Han, muncullah dinasti Ming. Di masa itu tembok Cina selesai dibangun. Lalu dinasti yang terakhir adalah Qing yang bertahan hingga 1912. Lalu terjadilah revolusi Cina, dan muncullah RRC. Maka berakhirlah era Dinasti yang sangat purbakala itu. 

 

Oia, yang terakhir… (cuma tambahan iseng-iseng) Baju-baju kaisar di zaman-zaman dinasti itu keren-keren banget yak. Jadi kepingin. Jujur saya lebih suka melihat pakaian-pakain zaman dahulu, jauh lebih tertutup dan sangat agung! WOW! 

 

 *sedikit catatan iseng penulis, referensi berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi kita semua juga terutama untuk penulis sendiri, dan jika ada yang salah tolong dibetulkan ^__^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Analisis Penyelesaian Rubik 2×2 Menggunakan Grup Permutasi

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)