“Perbandingan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Pembelajaran Every One Is a Teacher Here Hasil Belajar Materi Pecahan Siswa Kelas V SD Negeri 2 Lhokseumawe”.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
berperanan penting dalam membina kehidupan bermasyarakat menuju masa depan yang
lebih baik. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan kualitas setiap hidup individu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua
tingkat pendidikan baik dari tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
Pendidikan di sekolah harus mampu mengubah siswa menjadi seseorang yang
berpengetahuan dan terampil.
Agar
tujuan pendidikan bisa tercapai dan maksimal tentunya guru sebagai pendidik
akan terus menerus di tuntut untuk selalu mengembangkan model dan strategi
pembelajarannya agar segala kesulitan dalam pembelajaran dapat dipecahkan yaitu
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran. Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi
tercapai dalam setiap pembelajaran.
Mata
pelajaran matematika mengapa mesti ditakuti, siswa tidak begitu gembira ketika
pelajaran. Namun menurut beberapa siswa, mata pelajaran matematika sulit untuk
dimengerti, terlebih didalamnya penyelesaian soal-soalnya. Akar masalah penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah strategi
pembelajaran yang digunakan kurang memberikan kesempatan pada seluruh siswa
untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di
kelas masih lebih banyak berpusat pada guru (teacher centered) sehingga
siswa bertindak sebagai obyek dalam pembelajaran.Hal tersebut belumdapat
membuat siswa aktif dan komunikatif dalam menyampaikan pendapat selama
pembelajaran berlangsung.
Ketika
siswa mengalami kesulitan mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa
masih malu untuk bertanya kepada guru, siswa lebih suka bertanya kepada
temannya, sedangkan temannya masih ragu dengan ilmu yang dimilikinya. Sehingga
pengetahuan siswa terhenti sampai di situ. Maka dibutuhan suatu alternatif
pemecahan masalah yang memberikan kesempatan untuk siswa bertanya kepada teman
dalam waktu yang tidak mengganggu proses pembelajaran dan siswa tempat bertanya
memiliki keyakinan atas jawabannya.
Sehubungan
dengan hal tersebut perlu untuk menetapkan suasana balajar mengajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin. Guru harus mampu memberikan
dorongan dan menciptakan kegiatan yang dapat memaksimalkan aktivitas belajar
siswa seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, membaca, menulis dan aktivitas
belajar lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya pembaharuan
dan inovasi dalam mengajar. Salah satunya adalah dengan menerapkan model
pembelajaran quantum teaching dan
strategi Everyone is a teacher here. Melalui model dan strategi ini
siswa akan diajak menjadi lebih aktif. Quantum teaching adalah suatu model pembelajaran yang
menyenangkan dengan interaksi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik.
Model Quantum
teaching membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan
cara memanfaatkan unsure-unsur yang ada pada siswa, misalnya rasa ingin tahu
siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi-interaksi yang terjadi
didalam kelas. Model pembelajaran berupa
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasi, Ulangi, dan Rayakan) akan
menjadikan interaksi-interaksi yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka dan orang lain.
Pembelajaran Every One Is a Teacher Here merupakan
strategi yang mudah untuk memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik
lain untuk bertindak menjadi seorang pengajar terhadap peserta didik lain.
Strategi Every One Is a Teacher Here dipilih penulis karena strategi ini
sangat baik digunakan sehingga siswa dengan mudah mengikuti proses belajar
mengajar dan dapat mengeluarkan pendapatnaya maka dari itu diharapakn dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa.
Berangkat
dari latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul
penelitian “Perbandingan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Pembelajaran
Every One Is a Teacher Here Hasil Belajar Materi Pecahan Siswa Kelas V SD Negeri 2 Lhokseumawe”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada perbandingan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran quantum teaching dengan pembelajaran Every One Is a Teacher
Here pada materi materi pecahan di kelas V SD Negeri 2 Lhokseumawe”?.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran quantum teaching dengan pembelajaran Every One Is a Teacher
Here di kelas V SD Negeri 2 Lhokseumawe.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara
umum ada beberapa manfaat yang diharapkan timbul dari penelitian ini seperti:
1.
Sebagai
bahan masukan bagi penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang model pembelajaaran quantum teaching dan pembelajaran Every One Is a
Teacher Here.
2.
Bagi guru, Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan
baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang diharapkan.
3.
Bagi sekolah, sebagai masukan dalam memperluas pengetahua dan wawasan
tentang model pembelajaran.
4.
Bagi Peneliti, Dapat untuk
dijadikan bekal untuk dapat ditukar pada rekan guru SD yang lain sebagai
pengetahuan yang diharapkan dapat bermanfaat nanti.
1.5 Anggapan dan Hipotesis Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu anggapan dasar sebagai
langkah awal untuk melaksanakan penelitian. Anggapan dasar dapat berupa
hipotesis (dugaan). Hal ini diperjelas Arikunto (2007:16) bahwa: “Hipotesis
merupakan teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji”. Maka yang
menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “pemilihan dan penggunaan
tipe pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar akan lebih mudah
untuk mencapai prestasi belajar siswa”.
Berdasarkan
anggapan dasar, maka hipotesis dalam penelitian dapat dirumuskan. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah “hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran quantum teaching pada materi pecahan lebih baik daripada
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Every One Is a
Teacher Here.
1.6
Definisi Operasional
1.
Hasil belajar adalah kemampan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.
2.
Quantum teaching adalah suatu model pembelajaran yang
menyenangkan dengan interaksi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik.
3.
Pembelajaran
Every One Is a Teacher Here merupakan strategi yang mudah untuk
memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu.

LANDASAN
TEORITIS
2.1
Hasil Belajar
Perubahan yang terjadi sebagai hasil
dari proses pembelajaran dapat dilihat melalui
beberapa bentuk seperti: perubahan tingkat penguasaan pengetahuan, pemahaman konsep, ketrampilan dan
kecakapan sikap serta aspek-aspek
lain yang ada pada individu yang belajar. Hasil belajar yang diharapkan yaitu
siswa memiliki pengetahuan, ketrampilan,
dan kecakapan berfikir yang baik. Hasil belajar adalah kemampan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2009:22). Howard
Kingsley dalam Sudjana membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (a) ketrampilan
dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.
Hasil
belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana
tingkat kamampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tingkat keberhasilan ini tidak berlangsung secara “instan” artinya diraih
begitu saja tanpa proses, melainkan lewat proses pembelajaran yang diikuti
siswa dan adanya korelasi dengan tingkat kemampuan siswa disampimg ada faktor
lain yang mempengaruhi seperti kondisi kesehatan, kerajinan, kejenuhan dan
lingkungan yang mencukupinya.
2.2
Pengertian Quantum
Teaching
Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di
sekitar momen belajar (Deporter, 2010: 34) . Interaksi-interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka
sendiri dan bagi orang lain.
2.2.1 Asas
Utama Quantum Teaching
Asas utama Quantum Teaching
adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia
Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas ini mengingatkan kita
untuk pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertamanya. Untuk
mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik
memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan
kepada siswa. Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan full contact yang
melibatkan semua aspek kepribadian manusia (pikiran, perasaan, bahasa tubuh
pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa datang).
Maka dari itu, hal yang
pertama dilakukan oleh guru adalah memasuki dunia muridnya. Tindakan ini akan
memberi guru izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka
menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya adalah dengan
mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan
yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi,
atau akademis. Setelah kaitan itu terbentuk, guru dapat membawa muridnya ke
dalam dunia guru, dan memberi mereka berpikir kreatif guru mengenai isi dunia
itu, maka kosa kata baru, model mental, rumus dan lain-lain dapat dibeberkan.
Dengan pengertian dan berpikir kreatif yang lebih luas, siswa dapat membawa apa
yang mereka (murid) pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada
situasi baru.
2.2.2 Prinsip-prinsip
Quantum Teaching
De Potter (2010:36)
menjelaskan ada lima prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching
sebagai berikut:
1.
Segalanya
berbicara.
Segalanya dari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga
rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar.
2.
Segalanya
bertujuan
Semua
yang terjadi dalam proses pembelajaran, semuanya mempunyai tujuan, karenanya
seorang guru harus hati-hati dalam melakukan proses belajar mengajar.
3.
Pengalaman
sebelum pemberian nama
Otak
kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan
rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka
pelajari.
4.
Akui
setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar
berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah
ini, mereka patut mendapatkan atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya
diri mereka.
5.
Jika layak dipelajari, maka layak dirayakan
Perayaan
adalah sarapan belajar juara. perayaann memberikan umpan balik mengenai kemajuan murid
dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
2.2.4 Model
Pembelajaran Quantum Teaching
Model Quantum Teaching membantu dalam menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada siswa, misalnya
rasa ingin tahu siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi-interaksi
yang terjadi di dalam kelas. Metode ini mempunyai model pembelajaran berupa
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, dan Rayakan),
yaitu :
1)
Tumbuhkan
Konsep
tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke
dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya,
sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling
memahami. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat
mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang
materi yang akan diajarkan.
Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan
(persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif
dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas
belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada
siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang
dapat dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa
setujui? Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa
siswa tertarik/ bermakna?
Strategi untuk melaksanakan TUMBUHKAN
tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis,
melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu
muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang.
2)
Alami
Tahap
ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada
kegiatan inti. Konsep ALAMI mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru
harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa
sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pertanyaan yang
memandu guru pada konsep alami adalah cara apa yang terbaik agar siswa memahami
informasi? Permainan atau keinginan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang
sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa yang memfasilitasi siswa?
Strategi konsep ALAMI dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau
simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3)
Namai
Konsep ini
berada pada kegiatan inti, yang NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan
memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan
konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar. Pertanyaan yang
dapat memenadu guru dalam memahami konsep NAMAI yaitu perbedaan apa yang perlu
dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa?
Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau
siswa gunakan? Strategi implementasi konsep NAMAI dapat menggunaka gambar
susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang
lainnya.
4) Demonstrasikan
Tahap ini masih pada kegiatan ini. Inti pada tahap ini
adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini
sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat berpikir kreatif
terhadap materi yang dipelajari.
Panduan guru untuk memahami
tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan
siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu guru dan
siswa mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa. Strategi
yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi
dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan
tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.
5) Ulangi
Tahap ini jika kita
tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini
dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu
bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan
multikecerdasan. Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang
terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa
akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang? Strategi untuk mengimplementasikan
yaitu bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan
kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok
lain), atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes.
6)
Rayakan
Tahap ini dituangkan
pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk
menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa
kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut. Panduan pertanyaan
dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara apa yang
paling sesuai untuk merayakannya? Bagaimana anda dapat mengakui setiap orang
atas prestasi mereka? Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian
bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan.
2.4 Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Uno (2007 : 1), mengemukakan pendapat tentang strategi pembelajaran,
yang mengutip pendapat para ahli pembelajaran (instructional technology),
sebagai berikut : menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyamaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.
Pembelajaran Everyone
is a teacher here didefinisikan sebagai
sebuah strategi yang mudah, guna memperoleh partisipasi kelas secara
keseluruhan dan tanggung jawab secara individu. Strategi ini memberikan
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.
Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut
serta dalam pembelajaran secara aktif.
Strategi everyone is
a teacher here dapat diterapkan sesuai dengan materi
yang diajarkan, tujuannya untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar
sekaligus dapat memotivasi siswa yang kurang mau bertanya dan dapat juga untuk
mengajak siswa untuk lebih mudah memahami tentang materi yang diajarkan (Yamin, 2009:143)
Strategi everyone is
a teacher here yaitu strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran,
khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan mengemukakan
pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan
pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan
menyimpulkan, dan lain-lain.
2.
Langkah-Langkah Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
Adapun langkah-langkah Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here yang disampaikan oleh Yamin (2009:143)
adalah sebagai berikut:
1.
Bagikan secarik kertas/kartu
indeks kepada seluruh siswa. Minta siswa untuk menuliskan satu pertanyaan
tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari dikelas.
2.
Kumpulkan kertas, acak kertas
tersebuk kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa
yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati
pertanyaan dalam kelas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
3.
Minta siswa secara sukarela untuk
membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
4.
Setelah jawaban diberikan,
mintalah siswa lainnya untuk menambahkan.
5.
Lanjutkan dengan sukarelawan
berikutnya.
3.
Prinsip
Pokok Strategi Every One is a Teacher
Here
Dalam strategi every one is a teacher here terdapat tujuh prinsip pokok yang harus
diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran yang dikemukakan oleh (Syaibany dalam
Siswandi, 2004:111) yaitu :
1.
Mengetahui motivasi, kebutuhan,
dan minat anak didiknya;
2.
Mengetahui tujuan pendidikan yang
sudah diterapkan sebelum pelaksanaan
pendidikan;
3.
Mengetahui tahap kematangan
(maturity), perkembangan, serta perubahan
anak didik;
4.
Mengetahui perbedaan-perbedaan
individu anak didik;
5.
Memperhatikan pemahaman dan
mengetahui hubungan-hubungan, dan
kebebasan berfikir;
6.
Menjadikan proses pendidikan
sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik; dan
7.
Menegakkan contoh yang baik
(uswatun hasanah).
Penjelasan tersebut diperkuat dengan
pendapat (Muhaimin dalam siswandi, 1993:232), menyatakan bahwa : tujuan
diadakannya strategi adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar
menjadi lebih baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik, melalui
teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap.
2.5 Tinjauan Tentang Materi Pecahan
2.5.1
Mengubah Pecahan Menjadi Pecahan yang
Senilai
Agar
lebih memahami materi tentang pecahan senilai, perhatikan uraian berikut.
Perhatikan gambar berikut. Berapa bagiankah permukaan yang berwarna merah pada
persegi panjang -persegi panjang berikut?
Bentuk dan ukuran dari ketiga persegi panjang di atas sama.
Bagian permukaan yang berwarna merah pada ketiga persegi panjang tersebut
adalah sama. Artinya, 1/2 = 2/4 = 4/8 . Mengapa demikian? Ternyata, kita dapat
mengubah suatu pecahan menjadi pecahan lain yang senilai. dengan cara
mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama,
kecuali nol.
2.5.2 Menyederhanakan Pecahan
Pecahan dapat
disederhanakan dengan mencari FPB dari pembilang dan penyebutnya. Agar kamu
lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut. 

c. Cara 1
Mengubah
pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dulu, kemudian disederhanakan.
Cara 2
Menyederhanakan bagian pecahannya saja.
Menyederhanakan bagian pecahannya saja.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dalam
pelaksanaannya peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut
Sugiyono (2005:72) penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Cirri dari penelitian eksperimen adalah adanya
manipulasi terhadap variabel bebas. Terdapat tiga syarat utama dalam penelitian
eksperimen yaitu manipulasi, kontrol dan randomisasi. Penelitian eksperimen
bertujuan untuk membandingkan dua kelas atau lebih dan kelas-kelas itu memiliki
subjek setara. Sehingga perbedaan hasil variabel terikat dari dua kelas atau
lebih itu bukan disebabkan oleh perbedaan subjek, melainkan akibat dari
perlakuan (manipulasi) yang dikenakan kepada variabel bebas salah satu atau
kelas-kelas lainnya.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Lhokseumawe,
dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.
Pada lokasi tersebut belum pernah
dilakukan penelitian tentang permasalahan yang akan diteliti
2.
Masih banyak siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pecahan.
3.3 Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V semester II SD
Negeri 2 Lhokseumawe Tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas V terdiri atas 60 orang siswa yang
dibagi menjadi 2kelas parallel
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk
mewakili populasi. Karena penelitian ingin meneliti hasil belajar siswa dalam
pembelajaran quantum teaching dengan belajar matematika, maka penelitiannya mengambil dua kelas dari 2 kelas keseluruhan secara
random (acak) dengan mengundi sehingga yang dipilih kelas V1 (sebagai
kelas eksperimen) dan kelas V2 (sebagai kelas control) dan jumlah masing-masing 30 orang.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam satu penelitian. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan instrument penelitian yaitu soal tes untuk mendapat data
tentang hasil belajar siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran quantum teaching dan hasil belajar siswa yang diterapkan dengan pembelajaran Every One Is a Teacher Here.
Tes ini memuat soal-soal mengenai materi pecahan yang penyusunannya
berpedoman pada buku matematika yang relevan dengan materi tersebut. Tes dibuat
oleh peneliti yang berkonsultasi dengan guru mata pelajaran matematika
disekolah dimana peneliti mengadakan penelitian. Soal tes yang sama diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas control. Soal tes yang
diberikan sesuai dengan
yang telah
diajarkan.
Bentuk tes peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tes essay sebanyak 4
soal yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes yang sama diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas control.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan dengan eksperimen, pada kelas
eksperimen diajarkan melalui model pembelajaran quantum teaching dan kelas kontrol diajarkan dengan
pembelajaran Every One Is a Teacher Here pada materi pecahan. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti
melakukan dua kali pertemuan yaitu satu kali melakukan pembelajaran dan satu
kali tes akhir. Tes akan diadakan baik untuk kelas eksperimen maupun untuk
kelas control dengan waktu dan soal yang sama.
3.6 Metode Pengolahan Data
Tahap pengolahan data merupakan tahap yang paling penting
dalam suatu penelitian, karena pada tahap inilah peneliti dapat merumuskan
hasil penelitiannya. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan
menggunakan uji-t yang meliputi:
-
Uji normalitas
-
Uji homogenitas varians
Adapun statistika lainnya yang diperlukan sehubungan dengan
dengan penggunaan uji-t adalah:
1.
Untuk membuat daftar distribusi
frekuensi dengan panjang kelas yang sama, Sudjana(2002:47) mengemukakan
langkah-langkah yang harus ditempuh:
-
Tentukan rentang (R), ialah data
terbesar dikurangi data terkecil
-
Tentukan banyak kelas interval (K)
dengan menggunakan aturan sturger yaitu: K = 1 + (3,3) log n
-
Tentukan panjang kelas interval P
sengan rumus:
P = 

2.
Untuk data yang telah disusun
dalam daftar distribusi frekuensi, menurut Sudjana (2002:75) rata-rata hitung
dengan rumus:


Ket:
xi
= Kelas interval
fi
= Frekuensi
3.
Untuk menghitung varians (S2)
menurut sudjana (2002:95) dapat digunakan rumus: S2 = 

4.
Untuk mencari varians gabungan menurut Sudjana
(2002:208) dapat digunakan rumus:
S2 = 

Ket:
S1 = Simpangan baku data kelompok eksperimen
S2 =
Simpangan baku data kelompok control
5.
Untuk menguji kenormalan sampel,
menurut Sudjana (2002:273) digunakan rumus :
X2 =

Ket:
Oi = Nilai-nilai
yang Nampak sebagai hasil pengamatan.
X2 = Nilai-nilai
yang diharapakan terjadi/nilai teoristis
6.
Untuk menguji hipotesis kesamaan
(homogenitas) dan varians menurut sudjana (2002:249) digunakan adalah:
F = 

7.
Untuk menguji hipotesis digunakan
statistik uji-t satu pihak (pihak kanan), menurut sudjana (2002:239) bentuk
formal statistik uji-t adalah sebagai berikut:
Jika
1
=
2


t =

Ket:
t = Uji-t


S = Standar Deviasi
n1 = Jumlah siswa
kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa
kelas kontrol
Karena uji yang dilakukan adalah uji pihak kanan, maka
menurut sudjana (2002:239) kriteria pengujian yang berlaku adalah: “Terima H0
apabila t < t1-
dan tolak H0 apabila mempunyai
hrga-harga lain. Derajat kebebasan untuk dapat distribusi student t adalah (
)
dengan peluang
= 0.05



Hipotesis yang dirumuskan dengan
penelitian ini menurut Sudjana (2002:224) adalah sebagai berikut:
H0
:
=
Hasil belajar siswa yang diajarkan melalui
model pembelajaran


Quantum
Teaching sama dengan yang diajarkan dengan
pembelajaran Every One Is a Teacher Here pada materi
pecahan.
Ha
:
>
Hasil belajar siswa yang diajarkan melalui
model pembelajaran


Quantum Teaching
lebih baik dari yang diajarkan dengan
pembelajaran Every
One Is a Teacher Here. pada materi
pecahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka
Deporter, Bobby ,
dkk. 2009. Quantum Teaching. Bandung
: Kaifa.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: TARSITO
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian
Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Penelitian
Kuantitatif, kualitatif serta R&D.
Bandung: Alfabeta.
Cipta.
Komentar
Posting Komentar