Fibonacci ^_^
SEMUA matematikawan tentu pernah mendengar nama
Fibonacci. Bahkan mungkin orang non-matematik pun pernah mendengarnya.
Jika kita mendengar nama Fibonacci, tentu yang terlintas di benak kita
adalah Golden Ratio, Spiral, dan Fibonacci Sequence. Jika Anda pikir Fibonacci Sequence adalah bagian dari dunia Matematika, Anda benar. Namun jika Anda berpikir bahwa Fibonacci Sequence hanya dikenal di dunia Matematika, saya akan membuktikan bahwa Anda salah.
Fibonacci Sequence yang ditemukan melalui fenomena alam
sederhana, yaitu reproduksi sepasang kelinci, ternyata dapat kita
temukan di mana pun dan dalam banyak hal. Mulai dari objek dengan skala
yang sangat kecil hingga objek dengan skala yang masif. Sejak Anda
berupa janin dalam kandungan hingga saat Anda tumbuh dewasa. Ia ada
dalam struktur terkecil penyusun fisik Anda hingga struktur alam
semesta. Dan percayakah bahwa cara Anda menilai apakah orang tersebut
cantik dan tampan, atau tidak, sebetulnya hanya berdasarkan
bilangan-bilangan Fibonacci dan perhitungan matematika dasar
bilangan-bilangan tersebut?
Sebelum kita membahas mengenai “keajaiban” Fibonacci Sequence, mari kita simak tokoh dibalik munculnya Fibonacci Sequence yang melegenda ini.
Siapakah Fibonacci?
Jika mendengar nama Leonardo Fibonacci, tentu Anda bisa langsung menebak bahwa ia penemu Fibonacci Sequence. Namun,
nama aslinya ialah Leonardo Pisano, atau Leonardo of Pisa, lahir pada
abad ke-13 di Pisa, Italia, sekitar tahun 1170 (namun ada sumber lain
yang mengatakan ia lahir pada tahun 1170) dan meninggal pada tahun 1250.
Fibonacci menempuh pendidikan di Afrika Utara dan mengembara untuk
mempelajari aritmatika sepanjang Mediterania. Sangat sedikit yang tahu
mengenai dirinya atau keluarganya dan tidak ada foto maupun lukisan
dirinya. Sebagian besar informasi mengenai Fibonacci dikumpulkan
berdasarkan catatan autobiografinya yang ia cantumkan dalam
buku-bukunya. Walaupun begitu, Fibonacci dianggap sebagai salah satu
matematikawan yang sangat berbakat pada Abad Pertengahan.
Keluarga Fibonacci adalah keluarga pedagang terkemuka di Pisa dan
pada masa itu pedagang adalah orang penting dalam komunitas. Saat
Fibonacci remaja, ayahnya, Guilielmo Bonacci, mengajaknya ikut serta ke
Bugia (daerah pesisir Afrika Utara yang sekarang dikenal sebagai
Algeria) untuk belajar perhitungan pajak dan sebagainya untuk
mempersiapkannya sebagai penerus usahanya. Pengaruh Arab sangat besar di
Bugia terutama dalam menyebarkan pengetahuan yang belum diketahui oleh
orang Eropa. Pada masa itu, orang Eropa hanya mengalami sedikit sekali
kemajuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan pasca Abad Kegelapan.
Saat itulah Fibonacci mulai mengenal sistem bilangan Hindu-Arab dari
para pedagang Arab. Sebagian besar orang Eropa masih menggunakan sistem
bilangan Roman. Menurut Fibonacci, sistem bilangan Roman sangatlah
menyusahkan dan memakan banyak waktu serta membutuhkan alat bantu yaitu abacus dalam proses penghitungannya dibandingkan sistem bilangan Hindu-Arab yang sudah mengenal nilai tempat dan angka nol (0).
Ia belajar pada seorang guru Muslim tidak hanya mengenai sistem
bilangan Hindu-Arab namun juga sistem bilangan Yunani. Ia pun mengenal
aljabar melalui buku yang ditulis oleh matematikawan Persia. Ketika ia
kembali ke Pisa ia menerbitkan ide-ide tersebut dalam sebuah buku
matematika yang berjudul Liber Abaci.
LIBER ABACI
Fibonacci menulis lima karya matematika, empat di antaranya berupa
buku dan sisanya berupa surat. Pada tulisan saya kali ini, saya akan
fokus pada karyanya yang paling fenomenal yaitu Liber Abaci. Liber Abaci (The Book of Calculating) terbit pada tahun 1202 dan direvisi pada tahun 1228. Konten buku tersebut adalah:
- Tujuh bab pertama berisi penjelasan mengenai sistem bilangan Hindu-Arab, yaitu cara membaca dan menulis bilangan-bilangannya, bagaimana melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian menggunakan bilangan bulat dan pecahan.
- Empat bab selanjutnya berisi penjelasan mengenai kemudahan penggunaan sistem bilangan dan teknik perhitungan Hindu-Arab dalam transaksi bisnis.
- Empat bab terakhir berisi penjelasan mengenai teknik-teknik perhitungan dalam bermacam-macam cabang matematika seperti aljabar, geometri, dan teori bilangan.
Dalam buku tersebut terdapat sebuah teka-teki yang berbunyi:
“Seseorang memiliki sepasang kelinci yang ditempatkan bersama-sama
dalam suatu tempat tertutup tertentu, dan ia ingin tahu berapa banyak
kelinci yang dapat dibuat dari sepasang kelinci tersebut dalam satu
tahun jika telah diketahui bahwa mereka akan melahirkan sepasang kelinci
lain dalam satu bulan, dan pada bulan kedua sepasang kelinci lain
tersebut juga melahirkan sepasang kelinci lagi.”
Kemudian jawaban yang Fibonacci tuliskan ialah bilangan-bilangan Fibonacci yaitu 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya.
Namun orang yang memberi nama untuk deret tersebut bukanlah
Fibonacci, melainkan seorang matematikawan Perancis, Edouard Lucas
(1842-1891). Dan sebenarnya, deret bilangan tersebut sudah diselidiki
lebih dulu oleh akademisi-akademisi India. Demikian garis besar sejarah
Leonardo Fibonacci dan asal mula ditemukannya Fibonacci Sequence. Semoga bermanfaat.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar