Berilah Nasihat yang Bersumber dari Rasulullah saw.
PROBLEMATIKA kehidupan merupakan sebuah konsekuensi dari konsistensi kehidupan yang telah kita jalani. Suatu kelumrahan jika kehidupan manusia lebih didominasi dengan melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan, sebagai makhluk yang tidak pernah lepas dari salah dan dosa. Karakteristik itu muncul karena manusia itu sendiri merupakan makhluk yang lemah dan penuh kekurangan. Hal ini dikarenakan setiap gerak gerik dan langkah manusia dalam kehidupannya, dibelenggu oleh godaan dari Syetan yang akan terus senantiasa melakukan tugasnya hingga manusia menuruti apa yang diinginkannya.
Terlepas dari semua itu, terjadinya sebuah dinamika problema kehiupan manusia, Allah Swt. Memberikan dan memerintahkan solusi alternatif dalam meminimalisir tujuan baruk dalam setiap perilaku manusia. Solusi alternatif ini juga sebagai follow up dari penciptaan manusia yang tidak terlepas dari salah dan dosa. Solusi tersebut dinamakan Nasihat atau sering juga disebut wasiat. Hal ini sejalan dengan apa yang difirmankan-Nya, yaitu :
“Dan saling berwasiatlah kamu dalam hal kebaikan dan saling berwasiatlah kamu dalam hal kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 3)
Dalam realita kehidupan sosial, terjadi banyak kontroversi dan penyimpangan makna wasiat sebagai solusi alternatif. Dalam realitanya, orang beranggapan bahwa wasiat merupakan pesan dari seseorang yang akan/telah meninggal dunia. Pemaknaan yang tidak bias disalahkan juga, akan tetapi kurang subjektif. Karena wasiat juga merupakan pesan yang berisikan kebaikan yang disampaikan dari seseorang kepada seseorang dengan maksud mengingatkan dan mengajak kembali kepada jalan yang benar. Wasiat atau nasihat ini juga merupakan salah satu metode dalam menghadapi kemungkaran.
Dalam aplikasi kehidupan sosial nasihat atau wasiat sering bersumberkan pada hal-hal yang kurang pantas sebagai muatan atau isi nasihat. Fenomena yang berkembang di masyarakat banyak mengkaitkannya dengan takhayul dan khurafat, misalnya dalam mendidik anak, sering menakut-nakuti dengan hal yang berbau takhayul dan khurafat dengan maksud memberikan nasihat. Hal ini alangkah baiknya untuk ditinggalkan dan mulai memberikan nasihat yang bersumberkan dari Rasulullah Saw. Sebagai sumber nasihat.
Dengan bersumber dari Rasulullah Saw. Maka muatan pesan dalam nasihat kita didominasi oleh sesuatu yang bernilai wahyu. Hal itu dikarenakan ucapan Rasulullah merupakan muatan isi dari firman atau wahyu Allah Swt. Oleh karenanya mulailah dari sekarang untuk memberikan nasihat berdasarkan apa yang dinasihatkan oleh Rasulullah Saw.
Komentar
Posting Komentar