Sosial Sains
DALAM sains khususnya kimia, kita mengenal sistem koloid yaitu campuran beberapa zat yang sifatnya berbeda. Ketika terjadinya percampuran zat tersebut, ada beberapa hal yang akan terjadi, yaitu campuran zat tersebut akan tercampur secara merata (homogen) atau campuran zat tersebut menolak satu sama lain (heterogen). Layaknya percampuran zat dalam koloid, kehidupan manusia pun tidak jauh berbeda. Maksudnya suatu individu ketika bersosialisasi dengan individu lain terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :
- Setelah mereka berkenalan mereka akan lebih dekat, bahkan bisa menjadi teman baik.
- Setelah mereka berkenalan, meraka akan saling menjauh.
- Ada salah satu pihak yang sesuai, tapi mayoritas pihak lainya tidak sesuai
Pada dasarnya, tanpa mempelajari ilmu pengetahuan sosial kita bisa berinteraksi, tetapi masalahnya apakah interaksi itu berjalan lama? Apakah tidak ada orang yang sakit hati dengan sikap kita? Apakah orang lain bisa menerima kita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kelak muncul, maka dari itu ilmu sosial pun menyediakan solusinya. Seperti berbuat baik terhadap sesama, tolong menolong, jujur dan lain-lain.
Perbuatan yang baik sebenarnya juga diterapkan di dalam setiap agama, tidak ada satu agamapun yang menyuruh berprilaku buruk terhadap individu ataupun lingkungan. Maka agama dan ilmu sosialpun mempunyai ikatan yang erat. Keduanya mengajarkan agar berbuat baik terhadap sesama manusia. Jelas, ketika seluruh warga Indonesia berbuat baik maka ini akan mengubah harkat dan martabat bangsa. Sebab harkat martabat suatu bangsa dilihat dari kondisi masyarakatnya.
Selain sistem koloid, manusia pun mempunyai karakteristik yang sama seperti gas. Yaitu ketika dua gas yang berbeda berada dalam satu tempat yang sama, mereka akan berbaur dan bereaksi satu sama lain. Asumsikan bahwa kita adalah gas yang sangat mudah berinteraksi ketika dicampur dengan gas lainya. Maka ketika berada di tempat yang asing, kita akan otomatis mentransfer dan mencari tempat senyaman mungkin, lalu setelah berinteraksi dengan lingkungan, kita akan berinteraksi dengan individu lain. Ada beberapa tipe berinteraksi. Yaitu :
1. singkat interaksi : interaksi antar satu individu yang hanya tegur sapa saja, tanpa ada hubungan berkelanjutan. Biasanya interaksi ini terjadi ketika berhadapan dengan orang baru dan tidak ada kesempatan lain untuk saling mengenal lebih dalam.
2. interaksi medium : yaitu interaksi antara individu yang terjadi dalam waktu yang lama. Seperti interaksi bersama guru, teman, sahabat bahkan pedagang sekalipun.
3. interaksi panjang : interaksi yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih, dan interaksi tersebut tidak berhenti sampai meninggal dunia. Contoh interaksi yang panjang adalah bersama orang tua, kakak, nenek, kakek dan lain-lain. Biasanya interaksi panjang terjadi bersama keluarga. Sebab keluarga menerima apa adanya.
Selain koloid dan gas, kegiatan sosialisasipun memecahakan teori matematika. Di matematika kita tahu bahwa 1 + 1 =2 , begitupun 7 -1 = 6. Tetapi di kehidupan manusia teori ini bisa di patahkan. Jika kita bersosialisasi dengan 1 individu baru maka kita bukan menjadi 2 individu, bahkan bisa menjadi 5, 6 ataupun 10. Yaitu ketika berkenalan dengan individu baru, individu barupun mempunyai kenalan daan relasi, otomatis ketika kita berkenalan dengan individu tersebut, kita mempunyai kesempatan untuk berkenalan pula dengan individu lainya. Tetapi jika kita mempunya musuh (teman berkurang satu) maka relasi kita bukan berkurang satu, melinkan dapat berkurang 2, 3 ataupun menjadi musuh dengan seluruh relasi kita. Ibaratnya mempunyai satu musuh, maka kita kehilangan 1000 relasi. Jelas ini sangat merugikan. Maka dari itu hindarilah mempunyai musuh, dan perbanyaklah teman agar mudah untuk bersosialisasi.
Bersosialisasi, satu kata yang sering terucap di artikel ini, sebenarnya maksud dari sossialisasi itu apa? Bersosialisasi adalah interaksi, hubungan, relasi antara satu individu dengan individu lainya, antara satu individu dengan kelompok, dan antara kelompok dan individu. Sebab manusia merupakan makhluk sosial, maka manusia adalah makhluk yang berinteraksi. Bahkan ketika bayi baru saja lahir, bayi tersebut langsung bersosialisasi dengan lingkunganya tanpa tahu bagaimana cara bersosialisasi, tetapi menggunakan insting. Tuhan telah memberikan insting terhadap setiap manusia. Maka ketika bayi baru lahir bayi akan langsung menangis, salah satu ciri bahwa bayi bisa berinteraksi. Lalu ketika bayi menginjak usia kanak-kanak bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tahapan ini, sebab ketika kanak-kanak, mereka cenderung mengikuti dan meniru. Nah pada tahap inilah yang menentukan bahwa suatu individu itu bisa menjadi manusia yang baik ataupun tidak.
Terkadang ada suatu individu yang tidak bisa bersosialisasi secara langsung, individu tersebut hanya bisa bersosialisasi menggunakan jejaring sosial. Walaupun seseorang tidak bisa bersosialisasi, tetapi mereka akan terus mencoba agar bisa bersosialisasi, salah satunya menggunakan jejaring sosial. Maka contoh dari individu seperti ini adalah individu yang bisa disebut mempunyai dua kepribadian yang berbeda. mereka cenderung diam di kehidupan nyata dan cenderung aktif bahkan hiperaktif di jejaring sosial. Tetapi ini akan sangat buruk bagi individu tersebut. Sejatinya bersosialisasi adalah hubungan, interaksi dengan individu lain, tetapi biasanya sosialisasi terjadi di kehidupan nyata, bukan di jejaring sosial. Sebaiknya sosialisasi di jejaring sosial hanyalah sebagai mendia pembantu saja. Jangan sampai fungsinya menjadi media utama untuk bersosialisasi. Walaupun intinya sama yaitu sosialisasi, tetapi ini sangat berbeda, sebab di kehidupan nyata lah yang berpengaruh, di dunia maya tidak akan berpengaruh bagi kehidupan, kita hidup di dunia nyata bukan di dunia maya.
Sehebat apapun manusia, tidak akan disebut hebat jika tidak ada orang yang tahu, intinya semua orang hebat adalah orang yang pintar bersosialisasi. Maka janganlah takut untuk bersosialisasi, sebab sosial lebih penting daripada pengetahuan. Semua kegiatan manusia di dunia bergantung kepada kegiatan sosial.
Sosial dan sains berbeda satu sama lain, tetapi diantara sosial dan sains ada hubungan yang sangat kuat. Jika seseorang hanya pinter di sains saja maka orang tersebut tidak akan menjadi orang hebat. Sebab orang hebat adalah orang yang cerdas dimana saja, terutama di kehidupan sosial. Maka hiduplah seperti koloid homogen yang akan berinteraksi, mengerti, dan menyamakan karakteristik satu sama lain ketika dicampurkan. Dan hiduplah seperti gas yang akan langsung bercampur ketika berinteraksi dengan gas lainya, tanpa membedakan itu gas yang bau, ataupun harum. Dan patahkanlah teori matematika, buatlah 1 + 1 = 10 carilah teman dan relasi sebanyak-banyaknya, dan musnahkan 7 – 1 = 6, tapi jadikanlah 7 – 0 janganlah senang mempunyai banyak musuh. Senanglah mempunyai banyak teman. Sebab keberhasilan kita ada karena mereka.
Komentar
Posting Komentar