Pendidikan Karakter Solusi Mengatasi Degradasi Moral Bangsa

DEWASA ini segala hal menjadi serba bebas dan tanpa arah. Aturan ada tapi layaknya tidak ada. Istilah Arab menyebutkanya “Wujudu ka Adamihi” , ada tapi seolah-olah tiada. Aturan hanya dijadikan pemanis dalam kehidupan ini. Bukan maksud aturan itu tak penting lagi, melainkan karakter manusianya sendiri yang menganggap tak penting. Aturan kerap dianggap menghalangi keinginan dan nafsu. Aturan hanya menyebabkan terkekangnya jiwa sehingga tidak bisa menikmati dunia yang gemerlap ini.
Indonesia, dahulu dikenal dengan bangsa yang berkarakter. Karakter bangsa Indonesia itu ramah, sopan, murah senyum dan yang paling terkenal adalah memiliki karakter suka bergotong royong. Apakah karakter ini masih ada di saat sekarang ? Perlu kita renungkan, kalau perlu kita duduk diam di tengah malam dan berfikir mendalam, apakah karakter-karakter khas ini masih melekat dalam kepribadian bangsa Indonesia. Jika jawabnya masih, patut kita bersyukur, namun jika jawabnya tidak, patut kita berintrospeksi diri. Karakter-karakter tersebut sejatinya merupakan pembeda antara kita dengan bangsa lain. Apabila hal yang membedakan kita dengan yang lain sudah tak ada, lalu apa bedanya kita dengan mereka (baca : bangsa-bangsa lain di dunia) ? Kita adalah bangsa Indonesia, sejatinya sigap menyadari lalu tak berdiam diri melainkan beraksi dan mengambil kembali karakter yang menjadi ciri pribadi.
Media informasi mulai media cetak sampai elektronik tiap harinya tak pernah kehabisan bahan untuk pemberitaan. Kriminal dan kejahatan tak ubahnya air, terus mengalir tanpa henti. Belum usai satu kasus kriminal, datang lagi kasus lain. Karena seringnya, rasa-rasanya kita muak mendengar pemberitaan semacam itu.
Berdasarkan data dari Litbang Kompas (dalam http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/) disebutkan beberapa data yang mencengangkan terkait korupsi sebagai berikut :
158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Hal ini sangat miris sekali mengingat Indonesia dahulu seperti diceritakan sebelumnya adalah bangsa dengan segudang karakter yang baik, namun sekarang kenyataannya terbalik. Ada yang salah tentunya disini. Entah apa dan siapa yang patut dipersalahkan. Akan tetapi, siapapun tentu tak ingin dijadikan tersangka atas semua hal ini. Tak ada jalan terbaik kecuali kita semua bersama-sama mulai dari hal yang kerap dianggap remeh untuk melakukan perbaikan terhadap karakter bangsa ini. Bila dibiarkan lebih jauh bukan tidak mungkin kita akan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang berkarakter.
Salah satu solusi atas kekhawatiran kita terhadap kondisi bangsa ini adalah menggalakan pendidikan karakter. Sebuah upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi degradasi moral yang kini tengah melanda.
Dari awal kita berbicara tentang karakter bangsa yang mulai terkikis. Namun, sudahkan kita memahami apa karakter itu ? jangan-jangan kita berkoar-koar tentang karakter bangsa ini padahal tidak mengerti sama sekali batasan-batasannya.
Kertajaya sebagaimana dikutip Majid dan Andayani (2012:11) mendefinisikan bahwa karakter adalah ”ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah ”asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan ”mesin” pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, dan merespon sesuatu.

Berdasarkan pengertian karakter ini dapat dipahami secara gamblang bahwa karakter itu sama halnya dengan akhlak di dalam Islam. Karakter dapat dikatakan sebagai tindakan refleks yang dilakukan seseorang tanpa butuh perenungan dan pemikiran terlebih dahulu yang merupakan buah dari kebiasaan-kebiasaan terdahulu, baik itu kebiasaan baik maupun buruk. Kebiasaan tersebut berakumulasi hingga menjadi karakter. Dengan memahami batasan karakter tentu kita akan mudah memahami pengertian pendidikan karakter.
Pendidikan karakter dapat dipahami sebagai sebuah proses penginternalisasian nilai-nilai karakter agar dipahami oleh objek pendidikan karakter tersebut sehingga mampu tercermin dalam prilakunya sehari-hari. Pendidikan karakter tidak terbatas hanya teori saja melainkan yang diharapkan adalah tindakan nyata berupa pembiasan-pembiasan yang ujungnya mengkristal di dalam dirinya berupa karakter-karakter baik.
Penerapan pendidikan karakter dalam rangka mewujudkan moral bangsa yang baik perlu dukungan dari berbagai pihak. Pihak yang paling central tentu pemerintah terkait. Namun, kita semua dengan latar belakang profesi yang berbeda pun bisa ikut berkontribusi dalam hal ini. Guru memang menempati posisi paling strategis sebagai aktor yang bisa menularkan virus-virus pendidikan karakter ini kepada para siswanya. Dalam penyampaian bahan pembelajaran apabila guru sadar dan memiliki rasa tanggung jawab tinggi bisa diselipkan pendidikan karakter. Mengajak siswa berlaku jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain ini tanpa disadari merupakan upaya nyata menerapkan pendidikan karakter.

Akhirnya, semoga makin banyak orang yang menyadari pentingnya pendidikan karakter diterapkan di semua bidang terutama pendidikan sendiri. Dan kita berharap Indonesia bisa menjadi negara unggul dengan tetap memiliki karakter-karakter terpuji yang merupakan pembeda dengan negara-negara lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Analisis Penyelesaian Rubik 2×2 Menggunakan Grup Permutasi

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)