Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan
DALAM setiap estafet peradaban, peran pemuda selalu menjadi
sentral perubahan. Seperti halnya dalam proses kemerdekaan Republik
Indonesia yang mendapatkan suntikan energi yang luar biasa dari pemuda
untuk mendapatkan kemerdekaanya.
Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan pada kondisi yang sulit dan
rumit, karena sedang mengalami krisis multidimensi yang harus segera
dicarikan solusinya. Korupsi, kenakalan remaja, globalisasi dan
kapitalisme asing mencengkram indonesia, narkoba dan lain-lain. Lalu apa
sebenarnya yang seharusnya dilakukan oleh bangsa ini ?
Jika bangsa ini ingin maju dan terlepas dari
permasalahan-permasalahan di atas, maka hal yang harus dibudayakan
adalah tradisi ilmu. Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini bangsa indonesia
kurang dalam tradisi ini, mudah emosi, mudah ditipu dan dibodohi adalah
salah satu contoh kenapa bangsa ini lemah dalam tradisi ilmu. Jika kita
tengok sedikit saja betapa bangsa jepang saat ini bisa maju dengan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, jawabannya karena tradisi
ilmu.
Ilmu adalah sinar yang dapat mengeluarkan seseorang dari kegelapan,
ilmu bagaikan penunjuk jalan agar kita bisa meraih kejayaan dan
kesuksesan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki tradisi
keilmuan yang kuat.
Membangun Indonesia dengan 4 M
1. Membaca
Membaca merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kapasitas
intelektual seseorang dan bangsa secara makro. Dengan membaca kita
dapat mengetahui berbagai macam hal. Kurang membaca berarti kurang
mengetahui. dan mari kita tengok pada diri dan sekitar kita, apakah kita
sudah menjadikan membaca sebagai budaya ? tak ada ilmu pengetahuan
tanpa membaca, tak ada bangsa yang maju melainkan dengan budaya membaca.
Sudah seharusnya saat ini Bangsa Indonesia memiliki tradisi membaca
yang diinisiasi oleh generasi mudanya yaitu pelajar dan mahasiswa.
2. Menulis
Setelah membaca dijadikan budaya, maka selanjutnya adalah Menulis.
Budaya tulis di Indonesia juga sangat lemah, hal ini terbukti dengan
hanya sedikitnya jumlah penulis yang ada di Indonesia, jelas berbeda
dengan jumlah penulis di negara maju. Ini juga dapat dijadikan parameter
maju dan tidaknya sebuah negera. Menulis merupakan kegiatan intelektual
yang memiliki peran besar dalam pembentukan suatau peradaban. Banyak
penulis hebat seperti M. Natsir, Buya Hamka Habiburrahman El- Shirazy
dan lain-lain berperan sebagai tihang penopang peradaban. Penulis
berperan sebagai pembawa sinar ilmu yang memberikan arahan, ilmu
pengetahuan, wawasan dan motivasi kepada masyarakat untuk terus maju
menghadapi tantangan zaman saat ini. Penulis adalah tentara intelektual
yang siap melindungi bangsa ini dari cengkraman kebodohan dan
kesengsaraan. Maka jika ingin negara ini maju dan terlepas dari
permaalahan dan kebodohan, mari gemar membaca dan menulis.
3. Meneliti
Jika kita mendapatkan suatu informasi maka kita harus meneliti
informasi tersebut dari mana sumbernya, dan apakah benar isi
informasinya. Mungkin inilah yang dilupakan oleh bangsa Indonesia
sehingga dengan mudahnya kita di adu-domba oleh isu yang belum tentu
benar, solusinya adalah meneliti. Meneliti adalah Suatu cara berpikir (way of thinking)
bagaimana menilai suatu fenomena masalah dengan menggunakan teori yang
sudah ada, sehingga teridentifikasi dan terumuskan permasalahan utama
yang dihadapi peneliti, bagaimana hipotesis yang relevan dikembangkan
dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, dan bagaimana suatu
rancangan penelitian dipilih dalam rangka membuktikan kebenaran
hipotesis yang disusun dan mencari jawaban yang akurat bagi permasalahan
tersebut. Pada praksisnya, kegiatan meneliti tak serumit apa yang kita
bayangkan, kuncinya ada pada pembiasaan sikap dan berfikir ilmiah.
4. Mendiskusikannya
Setelah meneliti dilalui maka tahap selanjutnya adalah
mendiskusikannya. Berdiskusi adalah kegaitan bertukar pikiran antar
individu untuk mencari kebenaran. Berdiskusi penting untuk menambah
wawasan, mencari solusi dari permasalahan yang terjadi agar solusi yang
ditelurkan dapat berbobot dan aplikatif karena telah didiskusikan oleh
beberapa orang atau kelompok. Setiap orang memiliki pandangan dan
persepektif tentang suatu permasalahan, maka berdiskusi adalah hal yang
penting untuk dilakukan oleh bangsa ini agar dapat terjadi akselerasi
solusi dari permasalahan yang dihadapi bangsa ini.
Akhirnya dengan solusi di atas melalui katalisator generasi muda
Indonesia, bangsa kita dapat menjadi bangsa yang unggul, cerdas dan maju
dalam menghadapi tantangan zaman saat ini, dengan budaya ilmu dan 4M
(Membaca, Menulis, Meneliti dan Mendiskusikannya)
When you change your thinking (pikiran)
You change your beliefs (keyakinan diri)
When you change your beliefs
You change your expectations (harapan)
When you change your expectations
You change your attitude (sikap)
You change your beliefs (keyakinan diri)
When you change your beliefs
You change your expectations (harapan)
When you change your expectations
You change your attitude (sikap)
When you change your attitude (sikap)
You change your behavior (tingkah laku)
When you change your behavior
You change your performance (kinerja)
When you change your performance
You change your destiny (nasib)
When you change your destiny
You change your life (hidup) | (anonoim)
You change your behavior (tingkah laku)
When you change your behavior
You change your performance (kinerja)
When you change your performance
You change your destiny (nasib)
When you change your destiny
You change your life (hidup) | (anonoim)
apa yang terdapat pada (keadaan) satu kaum
(masyarakat), sehingga mereka mengubah
apa yang terdapat dalam diri (sikap mental)
mereka”
Komentar
Posting Komentar