Jika Aristoteles Berkata Cinta

Aristoteles, seorang filsuf yang hidup pada zaman sebelum masehi, tentu tidak terlalu asing terdengar di telinga kita. Yup, beliau pernah membantah sebuah teori atom Democritus yang juga seorang filsuf yang hidup di zaman yang sama dengannya. Atau dalam sebuah kerangka berfikir, beliau juga pernah menyumbangkan ilmunya, “silogisme”. Yup, yaitu tentang cara yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru dan tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Dengar-dengar sih beliau juga diakui di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Pernah suatu ketika Aristoteles bertanya pada gurunya, “Wahai guru, katakan padaku apa itu sebenarnya cinta sejati?”.
Sang guru dengan kewibawaan dan penuh kesederhanaan menjawab, “Berjalanlah lurus di taman yang luas, petiklah satu bunga yang terindah menurutmu. Namun, ingat pesanku: Jika kau telah berjalan ke depan, jangan pernah menoleh ke belakang”. Kemudian Aristoteles pun melaksanakan apa yang diperintahkan oleh gurunya dan beberapa saat kemudian kembali menemui sang guru.
Sang guru pun bertanya, “Duhai muridku, tunjukkan padaku bunga yang telah kau petik!”.
Ia menjawab, “Tak satupun bunga yang ku bawa ke sini. Aku tak bisa menemukannya. Sebenarnya sudah, tetapi aku berfikir bahwa di depan pasti banyak bunga yang lebih indah. Begitu seterusnya hingga sampailah aku di ujung taman dan aku baru sadar bahwa bunga yang ku temui pertama kali itulah yang terbaik. Namun, aku ingat pesanmu bahwa aku tak boleh menoleh atau berbalik ke belakang.”
Sang guru tersenyum dan berkata, “Seperti itulah cinta sejati, semakin kau mencari yang terbaik, semakin kau takkan pernah menemukannya. Syukuri apa yang telah kau dapat, sebab waktu takkan pernah kembali.

15 Maret 2014
catatan iseng-iseng aja hehehe :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Analisis Penyelesaian Rubik 2×2 Menggunakan Grup Permutasi

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)